Mikir internet itu ‘bebas’ dan ‘global’ selamanya? Wake up! Diam-diam, dunia lagi bergerak ke arah ‘De-globalisasi’ digital, alias ‘Splinternet’. Ini bukan wacana, ini udah kejadian.
Lihat aja, Tiongkok punya ‘Great Firewall’ sendiri. Rusia nge-blok medsos Barat. Eropa ketat banget sama aturan data (GDPR). Internet yang dulu borderless (tanpa batas), sekarang jadi kayak ‘komplek perumahan’ yang masing-masing punya satpam dan aturan galak.
Terus Nasib Startup & Konten Lokal?
Buat Indonesia, ini ‘pisau bermata dua’. Di satu sisi, startup kita jadi lebih susah nembus pasar global yang makin ‘berpagar’. Di sisi lain, ini ‘maksa’ kita jadi mandiri. Konten lokal dan platform ‘karya anak bangsa’ bisa jadi raja di negeri sendiri.
Ini waktunya kita gaspol bangun ekosistem digital nasional yang real. Kedaulatan digital itu harga mati di era baru ini. Kita nggak bisa cuma jadi pasar, kita harus jadi pemain. Siap gak siap, kita harus siap!
Intisari:
- ‘De-globalisasi’ digital atau ‘Splinternet’ adalah tren global di mana internet terpecah.
- Banyak negara membuat ‘tembok’ digital (aturan data, blokir) demi kedaulatan nasional.
- Bagi RI, ini ancaman bagi startup yang mau go-global, tapi peluang bagi platform lokal.
- Indonesia dipaksa mempercepat kemandirian dan membangun ekosistem digital nasional yang kuat.

