Hubungan antara Tiongkok dengan wilayah sekitarnya, khususnya Hong Kong dan Taiwan, menjadi fokus utama perhatian global. Setelah gejolak politik di Hong Kong, yang berujung pada pengetatan kontrol dari Beijing, seluruh mata kini tertuju pada Taiwan, di mana Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dipandang sebagai titik balik krusial yang akan menentukan stabilitas regional di Asia Timur.
Pemilu di Taiwan bukan hanya sekadar urusan domestik; hasilnya akan secara langsung memengaruhi kebijakan lintas-selat dan respons Tiongkok, yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Kemenangan bagi partai yang pro-kemerdekaan dapat meningkatkan ketegangan militer, sementara kemenangan partai yang pro-penyatuan dapat memicu kekhawatiran di antara negara-negara Barat mengenai pengaruh Tiongkok yang meluas.
Situasi di Hong Kong, di mana janji “Satu Negara, Dua Sistem” dipertanyakan, menjadi preseden yang membayangi Taiwan. Bagi banyak warga Taiwan, melihat nasib Hong Kong semakin memperkuat tekad mereka untuk mempertahankan otonomi dan sistem demokratis mereka, yang akan tercermin dalam hasil kotak suara.
Oleh karena itu, Pemilu 2024 ini menjadi ujian besar bagi demokrasi di Asia dan penentu bagi dinamika kekuatan di Indo-Pasifik. Seluruh dunia, mulai dari Washington hingga Tokyo, akan memantau ketat proses dan hasil Pemilu ini karena implikasinya dapat memicu perubahan geopolitik yang signifikan.
Intisari: Pemilu Taiwan 2024 menjadi krusial bagi stabilitas regional karena hasilnya akan memengaruhi hubungan lintas-selat dengan Tiongkok dan nasib demokrasi di Asia, dipicu oleh kekhawatiran akan nasib Hong Kong di bawah kontrol Beijing yang lebih ketat.

